Kamis, 06 Agustus 2009

Menghadapi Ancaman dari Australia & Singapura (2)

Lalu kembali pada pokok persoalan, bagaimana kita menghadapinya? apa yang akan kita perbuat? bagaimana sistem pertahanan kita?

Pertama-tama kita perlu mengkoreksi sistem pertahanan kita, seperti pada bagian sebelumnya saya pernah singgung tentang kejayaan militer kita di era 60-an, mari kita lihat, kenapa? apa yang diperkuat? tidak lain adalah kekuatan Laut & Udara. Lalu bagaimana dengan kekuatan Darat? tentunya juga sangat diperlukan, namun pertempuran darat adalah sebagai benteng terakhir apabila kita telah "dikalahkan" di laut maupun di udara.



Pesawat Pembom Strategis TU-16 (Indonesia pernah memiliki ini)



Pemikiran seperti ini juga seharusnya di aplikasikan apabila kita mengadakan Latihan perang gabungan antar angkatan, perlu di buat skenario yang lebih ekstrem dari sekedar perebutan kembali wilayah yang telah diduduki musuh.

Mari kita lihat kasus dari Perang Irak, bagaimana kekuatan angkatan bersenjata Irak dengan mudah ditaklukan olah Amerika & sekutunya.
Pertama tama yang diserang/dilumpuhkan adalah kekuatan udara & lautnya, bagaimana instalasi radar2nya sudah dihancurkan terlebih dahulu oleh serangan udara, baik yang dilakukan oleh pesawat tempur maupun dengan rudal jelajah, kemudian menghancurkan pangkalan2 udaranya sehingga banyak armada Mig-29 Irak yang hancur sebelum terbang, tahap selanjutnya sudah dapat dikatakan wilayah udara telah dikuasai, dengan dilakukannya zona larangan terbang, hal yang sama ini dilakuan pula terhadap kekuatan lautnya.

Kedua adalah menghancurkan infastruktur, seperti air bersih, listrik & jalur komunikasi serta depo bahan bakar. Otomatis ini membuat negara lumpuh, setelah itu baru invasi darat besar-besaran.
Disini kita lihat kembali, dari mana jalur masuknya pasukan darat (infantry)? tak lain adalah lewat jalur udara (terjun) maupun melalui pesawat transpot melalui pangkalan udara yang telah dikuasai, dan jalur laut/pantai/ dermaga, hal ini hanya dapat dilakukan apabila kekuatan udara dan lautnya telah dihancurkan/dikalahkan.
Memang kenyataannya dalam pertempuran menang atau kalahnya tidak diukur dari banyaknya kehancuran yang diderita dari kedua belah pihak, tapi bagaimana pasukan infantry dapat menguasai suatu wilayah. Seperti perang Vietman atau perang Israel & Hizbullah, secara jumlah pihak vietman maupun pihak lebanon mengalami banyak jumlah korban maupun kerusakan infrastuktur yang parah, tapi apakah bisa dikatakan Amerika ataupun Israel menang dalam perang tersebut? jawabannya tentu tidak, mengapa? karena pasukan infantry mereka tidak dapat menduduki dan menguasai wilayah secara penuh.
Tetapi haruskan kita menunggu kedatangan pasukan infantry? bukankan lebih baik kita menang dalam pertempuran udara & laut sehingga pasukan darat tidak dapat menginjakan kakinya di daratan kita?

Mari kita skenariokan kejadian Irak terjadi di Indonesia, pertama-tama pertanyaannya adalah sudah lengkapkan sistem radar kita? sudah lengkapkan sistem payung udara kita (arhanud)?, sudahkah instalasi2 vital kita dilindungi oleh payung udara? sudah cukupkan jumlah ideal kekuatan pesawat tempur kita? Lalu bagaimana dengan kekuatan laut kita? sudah cukupnya jumlah kapal-kapal perang kita baik yang permukaan maupun bawah air? bagaimana sistem pertahanan pangkalan laut kita? terlebih kita sebagai negara kepulauan yang hubungan antar pulaunya mau tidak mau melalui laut maupun udara, apabila kekuatan udara & laut telah dilumpuhkan, otomatis jalur logistik antar pulau akan terputus & masing-masing pulau akhirnya harus bisa mempertahankan dirinya sendiri tanpa bisa mendapatkan bantuan dari pulau lain, sedangkan pihak musuh dapat dengan mudah menambah pasukan & mengirimkan logistik ke pasukannya lewat pelabuhan & bandara yang telah dikuasai.

Melihat hal tersebut, tentunya saat ini kita dengan sangat mudah mendapatkan jawabannya, yaitu sama sekali tidak siap, kurang secara kuantitas maupun kualitas, terlebih anggaran perhananan kita saat ini yang sangat kecil dibandingkan dengan negara2 yang menjadi ancaman kita, untuk itu perlu terobosan-terobosan baru untuk mengejar ketinggalan kita, diupayakan kita dapat melangkah 2 langkah kedepan dengan cara "melompati" mereka, bukan dengan mengejar mereka. (bersambung)

1 komentar:

  1. I recently came accross your blog and have been reading along. I thought I would leave my first comment. I dont know what to say except that I have enjoyed reading. Nice blog. I will keep visiting this blog very often.

    ___________________
    Smarry
    Best place for your complete Internet marketing

    BalasHapus