Rabu, 29 Juli 2009

Menghadapi Ancaman dari Australia & Singapura

Oleh : Andy wijaksono,ST


Buku putih pertahanan Australia dengan jelas menunjukan ambisi Australia untuk menjadi kekuatan militer terbesar di wilayah Asia Pasifik, dengan dalih untuk mengimbangi kekuatan militer China, sebenarnya secara tidak langsung pihak Australia juga masih tetap menganggap Indonesia sebagai ancaman dari Utara. Terlebih dalam sejarah tercatat bahwa pesawat pembom kita pernah berhasil menyusup ke pesisir pantai Australia & menjatuhkan pakaian loreng bekas & kaleng2 sarden bekas yang sangat membuat pihak Australia tidak dapat tenang selama berbulan-bulan, karena mereka menganggap pasukan Marinir Indonesia sudah mendarat di pantai Australia & telah menyusup jauh kedalam daratan mereka.

Kita memang pernah mengalami kejayaan Armada Militer pada tahun 60-an, dimana armada udara kita diperkuat pesawat2 baru dari Rusia, termasuk pesawat pembom strategis & armada laut kita juga sangat kuat, sehingga kita bisa menang sebelum berperang pada saat operasi pembebasan Irian Barat. Memang kita menyelesaikannya dengan jalur diplomasi, tetapi unjuk kekuatan militer di lapangan & lengkapnya alutsista sangat mempengaruhi posisi kita dalam diplomasi.


Kembali lagi pada Austalia, saat ini armada pesawat tempur Australia menggunakan F/A-18E super hornet, walaupun belum sampai 1 skuadron kita telah mempunyai pesawat tempur Sukhoi dengan 2 variant, yaitu Su-27 & Su-30MK2, lalu mengapa Australia langsung memesan 100 unit pesawat tempur Siluman F-35 dari Amerika? karena salah satu julukan dari sukhoi variant terakhir adalah "Si pembasmi Hornet (F/A-18)" maka dengan sukhoi kita dapat melumat F-18 Australia (sayang jumlahnya yang masih sedikit), dari pihak Australia sendiri karena F-35 yang dipesan masih indent & paling cepat 5 atau 10 tahun lagi dapat diterima, maka mereka kembali memesan lagi F-18 seri terbaru untuk mengisi kekosongan sebelum kedatangan F-35.

F/A-18

Sama halnya dengan Singapura, mengapa kita perlu khawatir dengan negara kota yang luasnya tidak lebih besar dari luas Jakarta? Apa yang perlu di khawatirkan?


F-35


Perlu kita ketahui, Singapura adalah salah satu negara di Asia yang tidak mau menandatangani perjanjian anti Cluster Bom (Bom curah), terlebih lagi biarpun kecil kekuatan militernya/alutsistanya tergolong sangat lengkap di kawasan Asia, selain juga mempunyai F-18, Singapura juga telah memesan F-35 dari Amerika, jadi cukup beralasan untuk kita mewaspadai negara kecil tersebut.




Pentanyaanya sekarang adalah apa yang dapat kita perbuat untuk menahan / menandingi serangan F-35 yang sudah memakai teknologi siluman (steath)? Cukupkan hanya dengan Sukhoi?

Sukhoi kita dan sukhoi variant terbaru (Su-35) masih termasuk pesawat tempur generasi ke-4++ belum masuk kategori generasi ke 5 seperti F-35, satu-satunya pesaing F-35 saat ini masih tahap proses design & uji coba oleh Rusia (PAK-FA) sama halnya dengan china yang juga masih mengembangkan pesawat tempur generasi ke-5nya. Lalu dengan cara apa kita menahan gempuran F-35 dari Australia & Singapura? sedangkan dengan F-18nya saja yang kadang masuk ke wilayah kita, masih belum terpantau oleh radar karena minimnya jumlah radar kita sehingga masih banyak area blank spot yang dimasuki oleh pesawat2 asing dan apabila dalam 5 tahun kedepan kita sudah menambah jumlah radar untuk menghapus blank spot, apakah mampu menangkap/mendeteksi keberadaan F-35 yang konon tidak terbaca oleh radar? (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar